`Bagaimana
posisi tidur yang baik? Baik untuk jasmani maupun rohani. Pernahkah
terbenam pertanyaan seperti itu pada benak Anda? Tahukah jawabannya?
Mungkin dari sebagian orang mengabaikan hal ini karena dianggap tidak
penting. Namun bagi sebagian orang yang peduli dengan kesehatan dan
syariah islam akan sangat memperhatikan hal ini demi menjaga adab dan
etika dalam tidur.
Tidur merupakan salah satu
aktivitas penting dalam kehidupan. Pada saat tidur, sistem saraf otak
otot dan bagian tubuh lainnya beristirahat dan mengembalikan fungsinya
masing-masing. Bagi muslim, tidur penting karena saat yang baik untuk
mengumpulkan tenaga dan energi untuk beribadah kepada Allah.
Rosulullah memberikan contoh
baik dalam segala perilaku dan tindakannya, termasuk posisi saat tidur.
Posisi tidur yang baik yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah
dengan cara menghadap ke kanan dengan tulang rusuk kanan sebagai tumpuan
dan tangan kanan sebagai bantalan saat tidur. “Berbaringlah di atas
rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
Tidak mengapa jika setelah tertidur posisi berubah menghadap ke kiri
atau bagaimana pun.
Cara tidur yang baik berdasarkan
hadits riwayat berikut ini: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR.
Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu
Hibban No. 2350). Hal tersebut diperkuat sesuai sabda Rasul:
"Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu" (HR. Al-Bukhari no. 247 dan
Muslim no. 2710).
Dalam hal ini, posisi tidur yang
dianjurkan rosul juga dibenarkan oleh para peneliti sangat bermanfaat.
Hal ini juga mematahkan anggapan bahwa posisi tidur dengan badan
terlentang adalah benar.
Tidak diperbolehkan untuk tidur
berposisi tertelungkup dengan perut sebagai tumpuannya karena hal ini
sangat dimurkai oleh Allah. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu
adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud
dengan sanad yang shohih).
Selain posisi tidur, waktu dalam
tidur juga sudah diajarkan oleh rosul. Rosul menyarankan kita untuk
beristirahat/tidur tidak terlarut malam untk melakukan hal yang tidak
bermanfaat seperti berbincang-bincang yang tidak baik, melakukan hal
yang tidak bermanfaat, dan lainnya. Sebaiknya tidur setelah melakukan
sholat isya terkecuali adanya keadaan darurat seperti menghafal ulang
pelajaran, membaca Al-Qur'an, dan yang sifatnya bermanfaat.
Sebelum pergi tidur, hendaknya
lebih dulu berwudhu seperti saat akan melakukan sholat seperti bagaimana
hadits berikut ini: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan
(tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu
untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710).
Selain itu juga sangat
dianjurkan untuk membaca doa sebelum tidur. Ada pun etika berdoa sebalum
tidur yaitu Membaca ayat kursi, membaca sejumlah dua ayat terakhir pada
surat Al-Baqarah, mengatupkan kedua telapak tangan lalu meniup dan
membacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An Nas lalu mengusapkannya pada
bagian tubuh yang bisa dijangkau mulai dari atas kepala hingga ujung
kaki sebanyak 3x.
Hendaknya doa tidur diakhiri dengan doa berikut:
باسمك ربيوضعت جنبي وبك أرفعه إن أ مسكت نفسي فا ر حمها و إ ن أ ر سلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصا لحين
“Bismikarabbii wa dho’tu jambii
wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa
bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”
Artinya: “Dengan Nama-Mu, ya
Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun
daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat
padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah,
sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR.
Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi
No. 3401)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar